Nggak mau kalah sama temen2 yang pada naik ke gunung gede..
Dari balkon kamar juga bisa menikmati pemandangan sunrise dibalik gunung, hehe.. :P
Perlahan tapi pasti, ada sesuatu yang mulai berubah pada diriku yang jujur saja, tidak kuinginkan terjadi. Tapi apa boleh buat, semuanya mengalir begitu normal layaknya tidak terjadi apa-apa. Saya dulu membayangkan pengeluaran sehari-hari saya tidak akan jauh berbeda dengan saat masih mahasiswa. Saya dulu berpikiran, bahwa saat mahasiswa saja bisa menghemat kenapa tidak setelah lulus dan bekerja. Saya dulu mengira bahwa life style saat mahasiswa dan setelahnya tidak akan jauh bebeda.
Saya keliru. Seratus persen keliru. Karena saat ini kita menghadapi dunia yang berbeda. Berhubungan dengan orang-orang yang berbeda. Ketika berhadapan dengan orang yang kalau minum saja harus di starbuck, makan harus di resto Itali misalnya, mau nggak mau kita akan ikut-ikutan. Fashion yang semula bukan hal yang diperhatikan, sekarang menjadi perhatian utama. Belinya pun di distro-distro yang sudah brended. Apapun itu, selalu saja ada barang-barang yang ingin kita beli. Walhasil, biaya hidup bisa tiga-empat kali lipat ketika saat mahasiswa.
Wajarkah? Saya sendiri juga nggak tahu apakah itu wajar atau nggak. Yang jelas, saya nggak mau hisup boros dan bermewah-mewah. Kriteria wajar atau tidaknya memang sudah bergeser. Mungkin di mata mereka, teman-teman yang sudah kerja, hidupku sudah sederhana, tapi di mata tetanggaku atau di mata teman-teman mahasiswa sudah termasuk pemborosan (walaupun jujur saja, banyak mahasiswa sekarang yang jauh lebih boros hidupnya alias life-style-nya lebih mewah, yaa.. anak-anak konglomerat lah).
Dunia memang sedikit berubah. Iya.. akhirnya saya hanya bisa berfikir, It's okay beli barang ini, barang itu, branded lah, atau apa lah, asal barang itu awet dan tahan lama. Jadi mahal pun akan terasa hemat karena tahan lama 'kan? Makan-makan ya.. sesekali boleh lah, makan sebenarnya asal sehat dan mencukupi gizi 'kan. Tapi paling tidak, life style boros seperti itu tidak dicontohkan di perusahaan saya. Pak Trio, Pak Eko, mereka adalah orang-orang yang sangat sederhana untuk seukuran mereka, businessman, tentu kekayannya milyaran, tapi masih mau makan di kedai, warung makan Padang misalnya.
Alhamdulillah. Momen Idul Adha ini pun seharusnya bisa mengingatkan kita, bahwa dibalik dunia gemerlap kota Bandung, ada saudara-saudara kita disana yang untuk makan saja susah, apalagi beli-beli baju atau barang-barang tidak penting. Alangkah indahnya jika semua orang bisa berbagi. Mungkin boleh saja life style kita lebih mewah dari mereka, tapi alangkah indahnya jika kita mau berbagi. Yup, mari hidup sederahana dan saling berbagi ke sesama. (ya2n)
“When a man lost a woman…
Tanyakan pd laki2 itu tentang duka
akibat perpisahan, dia tidak akan menjawab apa2,
kecuali saputan mendung di wajahnya.
Tanyakan pd laki2 itu perihnya pengkhianatan,
kau akan melihat kedua tangannya terkepal
dan rahangnya mengeras karena amarah.
Tanyakan pd laki2 itu pedihnya kehilangan orang
yang disayang, dia masih bertahan dalam bisunya
tapi air matanya tak sanggup ditahannya lagi.
Tetapi… coba tanyakan padanya, mengapa sudi
dipecundangi cinta. Yakinlah, laki2 itu pasti tertawa. Menertawakan pertanyaanmu yang dianggapnya bodoh, lalu berkata, “Kalau kau pernah mengecap cinta, kau tak akan pernah bertanya.”
Awalnya saya bikin blog ini sebenarnya buat nulis2 yang ada hubungannya ama IC design, maklum pelupa. Jadi klo pas lagi lupa tinggal buka blog aja, ga usah “googling”.. hehe. Trus pas pertama kali bikin blog, kebetulan yg saya tulis adalah cerita2, ternyata asyik juga nulis2 cerita2 di blog.. Nah kan aneh tuh klo cerita2 dicampur ama artikel serius dlm satu blog, akhirnya saya putusin bwt “pindah rumah” huehehe.. yang ada hubungannya ama IC design saya taruh di http://yansyafri.wordpress.com. Yoroshiku!
Tapi yang jelas kemarin kita tu habis makan-makan di Shien Men, slah satu resto Jepun di Ci-Walk (itu lho yang di Cihampelas). Karena ada 5 anak VS yang wisuda Oktober (sebenenya Cuma 3 tapi yang dua masuk VS habis lulus :p) maka hari itu adalah “sykuran wisudaan” (kok baru sekarang? hehe :p). Kenapa diplih Shien Men, karena katanya klo Gokkana Teppan udah bossennnn… wahh ck ck ck.. ^^’.
Menu yang saya pesen adalah… jreeengg.. “udon kake dengan ebi tempura” huehehehe… Natsukashi.. Itu adalah masakan yg plg sering saya makan waktu kami di
Tapi ada yang beda lho rasanya, kurang mak nyuss gitu.. halah mulai.. Jadi, kuahnya tu kurang kuat rasa udonnya, terus campuran bahan2 yang ditabur di atasnya juga kurang, terus yang jelas.. kurang banyakkkk.. hehe.. dibanding ama udon yang pernah dipesen p’Eko, dia bilang “Jenbu!” wahh ^^’ iyalah.. Yahh.. jadi inget Fukuoka lagi.. sip2, jadi smangatt lagi nihh.. Ganbarimashou!!