Setiap orang pasti memiliki perasaan (emosi) dan akal sehat kecuali manusia yang telah Allah cabut akalnya (gila). Akan tetapi, terkadang sebagian manusia tenggelam didalam lautan emosi hingga tidak memiliki sikap bijaksana yang kemudian menyebabkan kedangkalan dalam berikir. Tenggelamnya seseoang dalam emosi dapat menyebabkan seseorang mudah terjerumus dalam melakukan hal yang salah dan meninggalkan hal yang benar.
Seseorang yang mendasarkan konsistensinya dalam beragama (iltizam) berdasarkan emosi, biasanya bersifat temporer serta mudah hilang terutama ketika hatinya mengalami cobaan kecil. karena biasanya konsistensi semacam itu dipengaruhi oleh nasehat-nasehat atau kalimat-kallimat yang ia dengar, bukan dari dalam dirinya.
Hal terpenting dalam sikap konsistensi (iltizam) adalah adanya kemauan kuat, kesadaran total, dan kemauan keras (jahadah). Orang yang memasuki wilayah konsistensi seharusnya mengetahui secara sadar, bahwa keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat, hanya bisa diperoleh dengan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-sunnah. Wallahu a'lam. (ya2n)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment