Saturday, March 29, 2008

Chapter1: Selamat Pagi Dunia!

Aku tidak pernah merasa bahwa pagi ini seperti pagi-pagi biasanya. Tidak ada yang biasa. Semua luar biasa, exciting! Perasaan bergairah yang membangkitkan semangat. Dan di sisi lain, ada pekerjaan-pekerjaan rutin yang biasa kulakukan tiap pagi.

Apartemen. Setelah sejenak melepas lelah, aku sedikit terhenyak oleh suara alarm handphone yang aku set menyala jam tiga pagi. Aku berjalan tergopoh-gopoh ke arah meja kerjaku, dan jam di komputer menunnjuk pukul 03.45 pagi. Jangan heran, butuh waktu 45 menit bagiku untuk bangun sampai tersadar 100%. Jadi alarm yang aku set nyala jam tiga pagi itu memang agar aku bisa bangun jam empat kurang seperempat. Komputer pun sengaja kuhidupkan karena baru beberapa jam lalu akhirnya aku menyelesaikan rancangan. Beberapa jam yang lalu yang rasanya seperti beberapa menit yang lalu.

Rasa exciting ini muncul tiap kali aku berhasil menyelesaikan rancangan. Pekerjaan yang aku geluti sampai saat ini: merancang chip. Chip dalam bahasa awam artinya keripik. Keripik kentang, keripik singkong. Aku memang suka keripik, apalagi keripik kentang. Orang Jepang bilang potato chippusu. Hampir di setiap mini market, barang ini tak pernah luput. Bagi orang Jepang, keripik kentang memiliki sensasi tersendiri yang menyebabkan potato chippusu ini terkenal. Orang Jepang suka ketika bunyi "kriiukkk" keluar saat gigi mengunyahnya. Alasan yang terdengar aneh.

Oiya, balik lagi. Jadi chip yang aku rancang itu contoh mudahnya adalah prosesor Intel Pentium Core 2 Duo 3GHz. Biar bombastis! Tapi tentu tidak serumit itu. Walau toh pada akhirnya bentuknya sama saja. Yang jelas, melihat rancanganku berhasil lolos validasi, membuatku semakin bersemangat untuk merancang chip-chip lainnya. Like dream come true. Impianku sejak lama adalah menjadi seorang yang ahli di suatu bidang. Seorang ahli yang jika ada yang bertanya jawabannya ada padaku, seseorang yang jika ada yang membutuhkan mereka datang padaku.

Jadi teringat dengan sahabatku, Heri. Aku mengenalnya ketika masih duduk di bangku kuliah. Heri adalah orang yang awalnya sangat beambisius untuk membuat usaha sendiri. Bahasa kerennya enterpreneurship. Dan kesungguhannya aku lihat dari beberapa usaha yang dia buat seperti Al-Uswah, lembaga bimbingan belajar mahasiswa yang benuansa Islam. Tapi belakangan pendapat dia sedikit berubah. Diawali ketika kami berdua mengobrol santai sambil saling curhat dan membahas permasalahan pribadi.

Sambil makan mie ayam baso dan es alpukat, dia berceletuk, "Yan, saya lagi mencari jati diri nih, menurut kamu saya lebih cocok jadi apa? Dari sudut pandang pengaktualisasian diri".

"Hmm, kamu 'kan kayaknya cocok jadi pengusaha, Her, 'kan dulu kamu kalau cerita pasti nggak pernah keluar-keluar dari kata usaha, bisnis, enterpreneur, hehe".

"Iya, tapi akhir-akhir ini saya mulai berfikir lain, Yan. Pas selesei kerja praktek, saya teh jadi mulai mikir-mikir".

Heri yang orang Sunda tulen ini lalu bercerita tentang pengalamannya kerja praktek. Baca selengkapnya.




Iffah, Sifat Muslim sejati

Di penggalan masa ini,
dimana godaan syaitan menerjang
bak air hujan yang menerjang dengan kerasnya,
merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan
disadari atau tanpa disadari,
di kala itu lah,
Allah memberikan kasih sayangNya kepada seorang muslim
untuk menikmati,
menikmati nikmatnya berpegang teguh pada agamanya,
dan bersabar diatasnya.

Allah yang Maha Bijaksana hendak memperlihatkan kepada kita semua, bahwa syurga hanya layak didapatkan oleh seorang yang memperjuangkan agamanya. Kalau syurga bisa didapatkan hanya dengan berleha-leha, mengapalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang memiliki hati paling suci harus mengenyam “pahit”-nya perjuangan, sampai-sampai batu-pun dipakai untuk mengganjal perutnya yang lapar? Mengapalah para shahabat radhiyallahu 'anhu yang Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah harus merasakan “kesusahan” yang begitu luar biasanya sampai-sampai mereka berkata, mataa nashrullah? Kapankan datang pertolongan Allah? [Al-Baqarah: 214]

Wahai saudaraku, lantas pantaskah kita mendapatkan syurgaNya yang mulia tanpa perjuangan? Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk merasakan nikmatnya perjuangan. Berjuang menyelamatkan agamanya.

Maka iffah menjadi benteng bagi kita. Iffah adalah menjaga diri atau kehormatan. Menjaga diri dari hal-hal yang bisa menghinakan. Menjaga diri dari kemaksiyatan, kemalasan, atau hal-hal tercela lainnya. Para ulama berkata akar dari sifat itu adalah sabar. Bersabar ketika berhadapan dengan maksiyat yang menggoda.

Semoga kita dianugerahi sifat sabar. Innallaha ma'a as-shoobiriin.

(PAU apartment 2nd floor ^^)

Berani Berkata Tidak

Ilmu adalah dapat membedakan antara dua pilihan,
mana yang baik dan mana yang buruk..
Ilmu adalah mampu memilih antara dua pilihan,
mana yang baik dan mana yang buruk..
Ilmu adalah mampu berkata Tidak! kepada hal-hal yang buruk..

Rabbii zidnii 'ilma, Ya Allah tambahkanlah bagiku ilmu.. Amiin