Showing posts with label Event. Show all posts
Showing posts with label Event. Show all posts
Thursday, October 15, 2009

My First Training as a Tutor


Hari ini saya merampungkan dua seri training di perusahaan yang bertajuk "Basic Training on Verification." Ya, disebutnya basic training, atau training dasar. Tapi sebenarnya nggak dasar-dasar amat kok, karena topik yang saya bawakan masih termasuk asing dan baru di kalangan engineer. Kali ini saya berperan sebagai a lecturer, pembawa materi, atau a tutor (*krip-krip).

Ini berawal dari kekhawatiran saya atas munculnya resistansi dari para engineer untuk memigrasi metode verifikasi dari metode lama ke metode baru yang saya propose. Ups, maaf, saya banyak memakai kata verifikasi karena memang itu bidang saya saat ini, hardware verification, yang intinya adalah bagaimana caranya memastikan bahwa chip yang sudah didesain itu bisa berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya. Kebayang donk, kalau kita mendesain chip 3G (modem) lalu tidak bisa komunikasi dengan stasiun pemancar (BTS) karena ada kesalahan di desainnya. Tugas verifikasi adalah mencari dimana letak-letak kesalahan itu, membetulkannya, lalu memastikan bahwa chip sudah tidak bermasalah lagi.

Apa yang menarik di training ini? Bagi saya, sangat menarik! Karena ini adalah kali pertama saya memberikan lecture kepada orang lain as a professional, bukan an academia. Sebagai seorang yang kebetulan diamanahi memegang divisi hardware verification di perusahaan, saya banyak meluangkan waktu untuk riset dan mempelajari metodologi dan teknik yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan chip saat ini. Saya mendapati bahwa ada metodologi yang benar-benar baru dan lebih efektif untuk menemukan bug (baca: kesalahan) pada desain chip. Saya menyebutnya sebagai "Assertion-based Verification Methodology."

Pada prakteknya, saya meng-combine berbagai macam methodology dan tools yang ada. Saya juga mem-propose "Standardized Verification Workflow" dimana ada standard alur kerja verifikasi sehingga teknologi dan teknik yang pernah dipakai bisa dengan mudah di-reuse; tidak hanya limbah yang di-resuse, hehe. Nah, kesemua hal itu membentuk satu solusi komplit untuk verifikasi, a complete verification environment.

Saya begitu exciting, dan saya berharap para peserta pun ikut-ikutan exciting. Dan Alhamdulillah sepertinya peserta begitu excited juga. Goal saya adalah, meyakinkan peserta akan kelebihan metode baru dalam verifikasi, dan memberikan kemampuan dasar untuk mengimplementasikannya, mempercepat learning curve. Btw, kebetulan waktu training ada yang iseng ngambil foto, hehehe, thanks to Thoha, walau hasilnya betul-betul noisy karena cuma pakei kamera HP.

Di akhir training saya adakan survey untuk mengevaluasi hasil training ini. One thing that make me relieved is that everyone choose to use a new approach in their design and verification phase: Assertion. Ini adalah hasil surveynya.
(1) Please check bellow language that familiar to you.

Verilog 53 % ***
VHDL 12 %
e 0 %
Vera 0 %
SystemVerilog 6 %
C/C++ 29 %
SystemC 12 %
PSL 0 %

(2) Which is your primary design language?

Verilog 82 % ***
VHDL 9 %
C/C++ 9 %
SystemC 0 %
SystemVerilog 0 %

(3) Which primary verification language do you use?

Verilog 89 % ***
VHDL 0 %
e 0 %
Vera 0 %
SystemVerilog 0 %
C/C++ 0 %
SystemC 11 %

(4) Which are more suitable to describe your job?

Modeling 8 %
RTL Designer 56 % ***
Verification 36 %
System Architect 0 %
Back-End 0 %

(5) How much do you understand the material provided
within this training?

Less than 30 % 0 %
30-60 % 44 % ***
60-90 % 44 % ***
Understand all the material 12 %

(6) What do you think of the material outline?

Suitable 100 % ***
Not suitable 0 %

(7) Was this training helpful for you?

Yes 100 % ***
No 0 %

(8) Do you understand the concept of assertion?

Yes 100 % ***
No 0 %

(9) Which primary verification language do you plan
to use for your design?

Verilog 40 %
VHDL 0 %
e 0 %
Vera 0 %
SystemVerilog 0 %
C/C++ 0 %
SystemC 60 % ***

(10)Do you plan to implement assertion to your next design?

Yes 90 % ***
No 10 %


Monday, October 12, 2009

Kenangan Itu.. Semangat Itu

Saya sungguh beruntung tahun ini, dapat kesempatan untuk mengisi acara reuni akbar SMP, dari ankatan 1980 sampai 2009. Walau yang datang tak sebanyak angkatan yang diundang, tapi acara cukup meriah. Lagian tempatnya juga nggak gede-gede amat kok, itu aja sudah penuh, gimana kalo banyak yang datang?

Yang paling membahagiakanku adalah kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang telah berjasa hingga aku bisa menggapai cita-citaku saat ini; mereka adalah guru-guruku. Ada Bu Lies guru fisika yang saya ingat betul cara mengajarnya, membuat fisika menarik, menantang, begitu pikirku. Ada Bu Tum, guru agama yang kupikir perawakannya masih tetap sama dibanding berpuluh tahun lalu, masih tetap bersahaja dan penuh nasehat. Pak Sur, guru PPKn dengan gaya penuh semangatnya. Tak kalah semangat dengan itu Bu Wanti, guru bahasa, datang bersama suaminya, guru matematika favorit, ternyata sampai sekarang masih favorit. Terbukti dengan disorak soraikannya ia ketika datang dan menyapa mantan anak-anak didiknya, alumni SMP 1 Galur.

Ah, andaikan mereka tahu betapa berjasanya mereka. Dan kini, kududuk disini, di depan mereka semua, dalam acara success story alumni SMP 1 galur. Kebahagiaan apalagi yang bisa kuberikan kepada mereka selain bahwa atas bimbingan meraka semua saya menjadi sukses, walaupun tak pernah kuanggap diri ini sukses, hanya sekedar ingin membagikan semangat dan inspirasi kepada orang lain. "Saya senang sekali bisa diundang panitia di acara ini. Saya kira banyak teman-teman dan saya yang juga sukses. Saya disini hanya mewakili teman-teman saya di kalangan generasi muda. Saya kira alumni SMP 1 Galur banyak yang sukses Bu, Pak." begitu ucap saya dengan mantap.

Saya pun bahagia ketika Pak Sur menyalami dan menyahut, "Selamat", dengan nada tegas dan lugas seperti biasanya, menyiratkan rasa bangga atas almamaternya, SMP 1 Galur. Perkataan itu pula lah yang menyiratkan akan keheranannya atas bekas muridnya yang dulu tak pernah ia duga-duga akan berkata, "Alhamdulillah saya sejak SMP bercita-cita sekolah di ITB." tukas saya ketika pembawa acara talk show menanyai perihal asal mula chip Xirka. "Waktu di ITB, saya masuk lab pada tingkat dua, setelah ertemu dengan dosen yang baru pulang dari Jepang dengan membawa semangat untuk menghidupkan industri elektronik Indonesia. Dari situlah cikal bakal keterlibatan saya pada perusahaan yang didirikan dosen saya ini, Pak Trio, dengan seorang temannya, Pak Eko." Kolaborasi maut, ahli di akademis dan enterpreneur, begitu pikirku berkali-kali.

Pada acara reuni itu, saya pun berkesempatan untuk bersua dengan teman-teman lama, dengan bermacam kenangan yang menyertainya; Akhid, Thoha, Slamet, Rinto, Ahem, Novi. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Kami bercerita, berceloteh, dan menyelami memory 10 tahun lalu, ketika kami bersama-sama belajar dan bermain, disini, di SMP 1 Galur. Anehnya, hampir semua kenangan yang kami gali itu lucu-lucu, menyenangkan, bahkan mengagetkan. Tak satupun kenangan sedih terlintas. Entahlah, mungkin masa-masa SMP memang penuh keceriaan. to be continued..




Monday, June 8, 2009

OpenSparc, Satu Lagi Prosesor Yang Di-Open

Kemarin (8/6) ada OpenSparc Training di Campus Center ITB. Tempat yang sudah lama sekali nggak saya kunjungi semenjak lulus. Kebanyakan yang hadir adalah mahasiswa STEI, walaupun ada banyak yang dari luar akademia, seperti dari VS (;D). Beberapa dosen juga hadir. Training ini diorganisasi oleh Lab IC design ITB, tampat Pak Trio, dan disponsori juga oleh Versatile Silicon Tech.

Penyaji materi pertama adalah David Weaver, chief OpenSparc dari Sun Microsystem. Sebenarnya kalau disebut training kurang tapat, karena pikiran saya kalau training akan ada handout dan praktek langsung. Tapi ternyata kemarin jadi seperti seminar biasa. But it's ok, masih banyak hal yang bisa diperoleh adri seminar itu. David banyak cerita mengenai sejarah OpenSparc, lalu arsitektur OpenSparc dan kelebihannya. Materi terakhir adalah video yang membahas OpenSparc simulator dan verification tools.

Kelebihan OpenSparc ini adalah, kata David, selain karena prosesor 64-bit pertama yang di-open-source-kan, juga karena kemampuannya untuk hardware multi-threading dan multi core. Jadi kombinasi antara multi thread dan multi core. Jika satu core bisa memiliki 4 hardware threading, dan 1 chip ada 8 core, maka prosesor bisa memiliki 32 thread. Multi threading disini tentu beda dengan istilah multi thread software. Kalau mau lihat selengkapnya silakan buka opensparc.net.

Btw, kemarin terjadi sedikit perbincangan antar teman, "Terus apa sih untung yang mereka dapatkan dengan cara meng-open-source-kan prosesor mereka?". Yup, itulah pertanyaan yang sering ditanyakan kepada kalangan pecinta opensource. Saya sendiri meyakini bahwa tidak ada satupun yang gratis-tis. Sesuatu harus ada interest-nya, apalagi jika produk itu keluar dari dunia Barat. Bahkan yayasan sosial pun harus punya interest, tidak seperti Indonesia yang lebih agamis, mengeluarkan zakat tanpa ada interest duniawi. Loh, malah jadi ngomong kemana-mana.

Back to topic. Nah, lalu apa interest yang mereka dapatkan dari meng-open-source-kan produk mereka? Mungkin ada beberapa hal, dan ini berlaku bagi semua jenis opensource baik hardware maupun software.

Pertama, mereka ingin membuat produk atau platform atau apapun, tapi tidak ingin mengeluarkan cost untuk validasi dan verifikasi ataupun tidak yakin akan desainnya sendiri sehingga di-open dengan harapan semua orang mencobanya dan memberikan feedback berupa bug report kepadanya.

Kedua, bukan code yang mereka jual, tetapi support. Banyak kasus dimana ketika mengimplementasikan produk yang open-source akhirnya mentok di tengah jalan karena buggy. Akhirnya terpaksa meminta support dari open-source provider. Kasus ini pernah terjadi dan saya lihat sendiri.

Ketiga, jualan buku dan manual. Mereka men-open-source-kan produk, tapi manual, cara memakai, cara mendebug, cara memodifikasi dan menambahkan fitur atau aplikasi, disembunyikan dan hanya bisa diperoleh dengan cara membeli.

Keempat, ingin mencari ketenaran. Dengan meng-open-source-kan produknya, dia bisa memperlihatkan kemampuan kepada community, apalagi jika produknya banyak digunakan. Dengan begitu dia dapat track-record lalu akan lebih mudah mendapatkan investasi, atau bisa jadi produknya akan dibeli perusahaan besar.

Dan lain-lain, tentu motif setiap orang berbeda-beda. Tapi bagaimanapun juga, selama terjadi lingkaran mutualisme, saling memberikan keuntungan saya pikir tidak masalah. Dan saya pribadi sih cenderung mendunkung open-source. Beda dengan komunitas Windows yang anti open-source. Alasan mereka sih tanggung jawab nya tidak jelas. Yah selalu ada perdebatan antara keduanya. Yup, open-source akan selalu menjadi sesuatu yang menarik dan fenomena ini kian hari kian ramai saja. Anda sendiri tentu punya pendapat tentang open-source ini.

Oiya, saya sedikit ngobrol dengan David Weaver ini. Yah, pertanyaan saya sederhana saja, seberapa matang RTL code (verilog) yang dia open-kan itu, apakah siap untuk ASIC implementation? Dia hanya bisa jawab, mereka sudah proven sampai ASIC implementation. Sedangkan untuk implementasi di FPGA sudah ada Evaliation Kit package nya dari Xilinx. Jadi seharusnya RTL codenya sudah matang. Tapi apakah RTL code yang matang itu open? Dari pengalaman, RTL code yang bisa diimplemtasikan di FPGA belum tentu OK untuk di implementasikan di ASIC, karena verification flow di ASIC lebih ketat. Ya who knows, mari kita lihat apakah OpenSparc sematang itu atau tidak.

Lalu, kata David, ternyata mereka ada kerjasama dengan Gaisler juga, salah satu open-source processor yang memakai arsitektus sparc. Dia bilang, untuk 32-bit system mereka menyarankan memakai prosesor LEON dari Gaisler, tapi Gaisler hanya punya 1 core 1 thread processor dan 32-bit. Tapi OpenSparc tidak punya AMBA bus, dan bus itu mereka peroleh dari Gaisler. Hohoho, interesting. Semoga program OpenSparc-nya sukses Sir, for mutual interest ;).

ps. gambar dicomot dari padepokan pak Budi

Sunday, March 15, 2009

Lisung Bandung

Akhirnya kutulis juga perjalanan wisata kulinerku, hehe. Habis lihat posting Riris yang cerita tentang bebek-bebek favorit-nya, jadi kepikir nulis juga. Ceritanya, weekend pekan lalu (9/3), kami (anak-anak kos Sadang Serang 43) berencana makan-makan keluar.

Dari kiri-ke-kanan: Suryo, Mas Dibya, Afif, saya, dan Mas yarka. Yang moto si Iqbal "Datuk" (selanjutnya saya sebut sebagai Datuk saja, =p), yang terlihat di pojok kiri atas. Kali ini Herdhy, Jerry, dan Thoha ga ikut. Herdhy udah pindah ke Jakarta, kerja di Astra, Thoha sedang mudik ke Jogja, dan Jerry, hmm... ga mau ikut dia, ga ada yang traktir =D. Oiya, gambar diatas dibikin sama Mas Dibya, yang emang hobbynya ngutak-atik gambar, karena dia arsitek. (Humm, kapan-kapan kutulis cerita tentang mereka ya)

Pemenang tempat makan kali ini pilh jatuh pada... jreng.. jreng.. Lisung Bandung. Tempatnya ada di Dago Pakar. Untuk sampai ke sana, kami lewat Jalan Cigadung Raya terus kearah Resort Dago lewat Dago golf. Satu jalan setelah Resort Dago, belok kanan ke arah Galeri Sumardja (anak-anak Arsitek pasti tahu galeri ini.

Kenapa Lisung Bandung? Sebenernya karena Datuk sih, ehehe. Dia bilang ada menu khas-nya: "Nasi Panggang Kumpeni". Dia lihat dari acara kuliner gitu, terus langsung searching di internet. wuihh, niat banget. Yaudah, karena penasaran kami putuskan ke Lisung itu.

Lisung Bandung.
Kesan pertama setelah nyampe sana, mirip WaLe (Warung Lela). Letaknya di dago atas, tepatnya Dago Pakar Timur dan nanjak banget jalannya. Sesampainya disana, kita bisa melilhat view Bandung dengan sangat jelas. Subhanallah, bagus sekali. Lihat gambar kanan-atas.

Waktu itu tidak terlalu ramai, tempat juga sangat nyaman, kalo boleh dibilang lux. Ada tiga tingkat, di tingkat bawah ada rumah-rumah kecil dan court rumput hijau. Sayang dari sini ga bisa lihat view kota Bandung. Akhirnya kami pilih tempat diatas.

Saya pesen 1 nasi panggang kumpeni dan segelas fruit punch. Gambar disebelah adalah frout punch, kalau nasi panggang kumpeni? Ya itu, yang ada dalam foto diatas. Kelihatan enak bukan?

Saya taksir resepnya begini: nasi dikasih santan dan garam lalu dipanggang pakai oven, dikasih jamur, bawang bombai, jagung muda, dan yang khas nih, dikasih keju diatasnya meleleh ketika dipanggang, menambah rasa jadi lebih wah (mak nyuss), akhirnya hasi panggang dihidangkan dengan aneka tambahan lainnya seperti tomat, mentimun, dan sosis.

Hmm.. harganya lumayan mahal sih. Tapi memang tidak hanya menunya yang enak, tempatnya juga bagus. Dan situasinya nyaman. Sepertinya cocok untuk acara keluarga sesekali sebulan misalnya, sekedar untuk menghangatkan suasana, hehe. Yah, ada saja lah manfaatnya, asal jangan keseringan, nanti boros. Dan berboros adalah teman syaitan (naudzubillah).

OK deh, sekian saja dulu ceritanya, silakan berkunjung ke Lisung (loh, malah promosi). Kapan-kapan disambung lagi, insya Allah. (ya2n)
Wednesday, March 11, 2009

Palestina, Out of Date?

Ahad kemarin (8/3) sedianya saya dan beberapa teman hadir di acara nikah temen Elektro'03. Tapi karena satu dan lain hal, saya harus ke Cianjur. (Maaf ya Deden, saya ga bisa hadir waktu itu, mudah-mudahan pernikahannya barakah, amiin).

> Terus, ada apa di Cianjur?

Ada acara tabligh akbar: Solidaritas untuk Palestina. Yang mengadakan adalah yayasan An-Naba mengundang tamu dari KOMAT (Komite Ummat untuk Palestina), dan wakil dari MUI yaitu KH Kholid Ridwan. Akan tetapi Pak Ridwan berhalangan hadir karena harus menghadiri acara bersama Pak SBY, sehingga beliau hanya menyampaikan pesan kepada peserta tabligh lewat telepon lansung.

> Loh, kok? Bukannya sudah selesai ya, agresi militer Israel?

Eits, siapa bilang urusan Palestina sudah selesai? Bahkan pasca gencatan senjata, Palestina masih merangkak berusaha bangkit kembali menata negerinya. Dan, bahkan, Israel tidak akan berhenti sampai disitu, karena dalam pakta Zionis justru mereka ingin mendirikan negara Israel raya sampai jazirah Arab. Jadi, urusannya belum selesai sahabatku. Bahkan kita tidak boleh dinina bobokkan hanya karena pemberitaan media sudah selesai, seakan-akan kita hanya peduli ketika media memberitakannya. Tidak!

Yaa syabaab. Pemuda Muslim. Tidakkan kita ingat ketika terjadi agresi militer Israel yang memakan korban terbesar sepanjang sejarah penjajahan Israel di tanah Palestina itu? Kita yang disini hanya bisa melihatnya dengan miris, geregetan, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Kita, ummat Islam dunia, yang hampir 1,5 milyar jumlahnya, yang kalau dihitung 30 % adalah pemuda, maka 500 juta pemuda Muslim dunia, hanya bisa melihat saudara-saudara kita dikepung seakan-akan mereka ingin memperlihatkan kepada kita akan ketidak berdayaan kita. Dan cap itu sekarang masih terpatri di jidat kita masing-masing akhi.

Apa yang bisa kita kontrobusikan kepada saudara kita, dimana jika mereka sakit, kita merasa sakit pula? Do'a dan bantuan pendanaan. Itu yang insya Allah dipesankan dalam tablligh akbar kemarin.

Disamping itu ada bantuan lain yang tidak langsung seperti menyiapkan diri sendiri dan ummat Muslim pada umumnya untuk kembali menguatkan iman, senjata terampuh ummat Muslim. Sebagaimana komentar seorang Yahudi ketika melihat rahib mereka merobek-robek Al-Qur'an dan menginjak-injaknya, "Islam tidak akan bisa dikalahkan dengan cara itu, karena setiap kali kamu merobeknya, mereka akan mencetak Al-Qur'an lebih banyak lagi. Mereka hanya bisa dilakalahkan ketika jumlah jamaah Shubuh tidak sebanyak jamaah shalat Jum'at lagi."

Yuk, mari kita ramaikan kembali shalat shubuh berjamaah. Yaa Allah mudahkanlah. (ya2n)

NB:
KOMAT mengadakan program 100.000 pendukung Palestina. Mereka akan didata dan dimintai persetujuannya untuk ikut berpartisipai mendukung perjuangan Palestina termasuk dalam hal dana. Kalau 1 bulan setiap orang mengirimkan 5000 rupiah, maka dalam 1 bulan akan terkumpul 500juta rupiah yang bisa kita kontribusikan pada saudara-saudara kita di Palestina.
KOMAT berpusat di Makassar dan dibentuk oleh berbagai ormas Islam dan MUI.
website KOMAT: http://komatpalestina.org/

Saturday, January 31, 2009

Bicara Teknologi

Daftar konferensi-konferensi internasional terkait bidang VLSI (Very Large Scale Integrated circuit), proceedingnya bisa dijadikan referensi yang handal.

1. ISSCC (International Solid State Circuits Conference)
2. ICCAD (International Conference on Computer Aided Design)
3. ISPLPED (International Symposium on Low Power ElectronicDesign)
4. ITS (International Test Symposium)
5. DAC (Design Automation Conference)

Kapan ya bisa ikut ngirim paper ke konferensi-konferensi itu? hohoh. Ya, pelan-pelan, ambil pelajaran dari project dan product yang udah dibuat. Tapi susah juga ya, tentunya paper atau proceedingya adalah pada cutting-edge technology. Artinya lebih banyak dijamah oleh riset-riset daripada industri, dimana mereka menjamah area-area yang belum pernah dijamah orang. Ya tentu inisiasi dari industri, tapi ujung tombaknya riset, baik riset perusahaan maupun kampus.

Oiya, agak nggak nyambung dengan informasi diatas, nggak papa. Ada obrolan menarik tentang cutting-edge technology ini. Kebetulan waktu itu saya ngobrol iseng dengan dua orang yang sudah lama berkecimpung di industri teknologi di Jepang dan Perancis. Beruntung bisa dekat dengan mereka.

Nah, tahukah bedanya Jepang dengan negara-negara Eropa dalam hal teknologi ? Jepang terkenal dengan paham Kaizen-nya. Yaitu berorientasi pada proses. Mereka biasanya memahami sesuatu dengan mencobanya langsung. Kalau gagal, ambil pelajaran darinya, perbaiki caranya, lalu kerjakan lagi. Begitu terus sampai berhasil. Oleh karena itu, aset mereka ada pada orang, bukan sistem.

Bagaimana dengan Perancis? Negara ini dikenal sebagai penghasil para filusuf. Mereka lebih senang dengan konsep. Memikirkan sesuatu sampai bener-bener matang, lalu baru dibuat.

Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cara Jepang kelebihannya adalah kecepatan. Mereka bisa membuat sesuatu dengan cepat. Bisa jadi orang Perancis bermain di cuting-edge, mematangkan konsepnya, tapi pada akhirnya setelah konsep matang, orang Jepang sudah selesai membuat produknya. Kelebihan cara Perancis adalah kematangan sistemnya. Kesalahan jarang terjadi karena mereka mengerjakannya dengan sangat teliti dan hati-hati, dan kematangan sistem lebih baik daripada cara Jepang.

Bagaimana dengan Indonesia? Well, nobody knows karena industri elektronika di Indonesia belum terwujud sepenuhnya. Kebanyakan adalah sistem integrator atau perakit komponen. Yang jelas, Indonesia tentu memiliki sistem kerja khas nya sendiri. Ada yang bilang, sistem Indonesia adalah: gotong-royong. Hehehe.
Saturday, December 6, 2008

Ganti Template

Yeaahhhh...!! Akhirnya ganti template. Setelah sekian lama pake dafault template-nya blogger. Saya putuskan pake template baru dari qwilm . Nggak terlalu bagus sih, cuma saya suka gaya pengaturannya. Artikel disebelah kiri sebagai main section, lalu dua sidebar di kanan untuk menaruh widget.

Saya sendiri sebenarnya nggak ahli sama sekali code HTML (males ngoprek). Tapi demi kenyamanan dan keindahan blog ini, kucoba-coba ngedit HTML nya. Pertama main sectionnya, backgroud color kurang cocok, font nya tidak kusuka. Jadi kuedit bagian ini.

Sebelum diedit:
/**********************************************************************************/
body {
background-color: #DDE5D9;
font: 11px "Lucida Sans Unicode", "Lucida Sans", verdana, arial, helvetica;
color: #888;
margin:0;
padding:0;
}

Setelah diedit:
/**********************************************************************************/
body {
background-color: #DDE5D9;
//background-color: #CCD3C8;
//font: 12px "Lucida Sans Unicode", "Lucida Sans", verdana, arial, helvetica;
font: 11px x-small "Trebuchet MS", Trebuchet MS, Arial, Trebuchet, Verdana, Sans-serif;
font-size/* */:/**/small;
font-size: /**/small;
text-align: center;
color: #223;
margin:0;
padding:0;
}

Hohohoho, amatiran banget! Oiya, saya coba-coba ubah warna (tapi ga ketemu yang cocok, huehhe dasar ga punya seni :p) pake generator tool dari sini http://www.drpeterjones.com/colorcalc/, silakan coba main-main warna. Yosh, udah capek, segini dulu aja editing template-nya, maaf saudara-saudara masih karacau baralau.


Sunday, December 23, 2007

Oleh-Oleh 'Iedul Adha

(Hehe.. walaupun hari tasrik sudah lewat, masih belum telat lah buat ngasih oleh2 qurban.. ^^)

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar...
Kalimat takbir menggema hari itu. Saya bersama seorang teman pagi-pagi berangkat ke kampus buat ikut sholat 'Ied. Sholat diselenggarakan di lapangan Campus Center ITB. Rame juga, sampe penuh tuh lapangan. Khotib saat itu adalah pak Charmadi Mahbub, dosen kita, hehe.. Hmm.. trus biar nggak kotor semua orang membawa alas koran dan sajadah. Cuma ada yang kurang nih dari panitia, kok bikin garis shof-nya nggak memperhitungkan tempat sandal sih? Jadinya 'kan sandal pada ditaruh di samping2 atau dibelakang, trus bikin sofnya terputus, tuh lihat.. hehe.. Harusnya 'kan bikin garis shofnya nggak terlalu mepet, jadi walaupun ditaruh dibelakang, masih cukup di belakangnya. Tapi mungkin jadi kapasitasnya lebih dikit ya? Hehe.. nggak tahu tuh :P




Habis sholat 'Ied saya dengan beberapa teman VS ngadain qurban di Padasuka, di masjid yang dibangun Wahdah Bandung. Alhamdulillah, empat orang VS ikut qurban di sini. Kami qurban sapi bertujuh. Tuh lihat sapinya hehe.. Kali ini saya ikut nimbrung bantuin nyembelih lho.. bukan yang nyembelih maksudnya, yang megangin hehe.. tapi lumayan lah bikin kringetan juga, soalnya 'kan pas disembelih sapinya gerak-gerak gitu. Sebelum disembelih, sapinya diiket dulu kakinya, ada tekniknya cuma saya lupa, tuh lihat.. diiket kaki depan sebelah kiri trus kaki belakang sebelah kanan, habis itu ntah gimana si sapi jadi kayak “kejegal” istilah jawanya (maaf saya lupa bahasa Indonesianya apa ^^), trus si sapi didorong hingga jatuh.



Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. takbir mengiringi proses penyembelihan sapi itu, yang motongnya Akh Isa dari Wahdah, beliau udah biasa motong sapi, hmm.. kapan2 saya pingin juga bisa motong sendiri hehe.. Dari warga sekitar juga banyak lho yang datang bantuin. Nah rencananya, Wahdah tu mau ngadain acara Tebar Qurban 150 ekor kambing, tapi qodarullah, truk yang membawa kambing itu mengalami kecelakaan alias terguling. Kambing2nya 'kan dibeli dari Sukabumi. Akhirnya mereka ngegantiin dengan uang dan kita beli sendiri di daerah Bandung. Cuma masalahnya, uangnya blm bisa ditransfer, jadi belum bisa beli hari itu, padahal peserta Tebar Qurban udah pada nunggu, ada yg dari Ma'had Imarat, SMA 3, SMA 8, Gamais, Gamistek, STMB, beberapa masjid lain temasuk masjid kosanku, total sekitar 30 lembaga, masya Allah. Ya.. akhirnya biayanya ditalangin dulu sama Pak Trio.

Oh ya, rencananya hari itu juga kami mau ke rumah Pak Trio, diundang sama beliau buat makan2 di rumahnya, sekaligus silaturahim. Tuh lihat.. hehe.. saya nggak ikut nampang soalnya yang moto, hehe.. Yang akhwat juga ada tapi di sebelah kami, tertutup hijab. Rumah Pak Trio ini kadang2 dipake buat kajian Wahdah, kajian keluarga gitu.. Saya pernah sekali ikut walaupun blm berkeluarga, hehe.. Insya Allah, kalo udah berkeluarga saya ajak istri.. hehe.. ^^



Ya wes cukup sekian saja.. Eh, bentar, oh ya.. habis pulang dari Pak Trio saya ngambil jatah qurban ke Wahdah. Tiap yang qurban dapat 2 kg. Saya ngambilin buat berempat karena yg lain pada langsung pulang. Selain yang 2 kg itu, saya bawa tiga bungkus buat bagi-bagi ke tetangga. Di kontrakan, kami dapat juga daging qurban dari masjid.. dua bungkus. Wah, jadi banyak bangett..

Kami putuskan buat nyate-nyate malam itu. Nyate-nyate dilakukan di balkon samping rumah. Kami memakai bumbu instan, bumbu ayam bakar gitu, maklum lah.. Jadi awalnya tuh bumbu dicampur dengan daging yang udah dipotong kecil2, trus beri sedikit air, trus di rebus hingga mendidih, sampe bumbunya meresap. Eh, karena si Aul naruh airnya kebanyakan, habis mendidih malah masih banyak kuahnya gitu.. Yaudah, yang itu nggak jadi dibikin sate.. Hoho.. setelah dicicipi ternyata rasanya enak juga, kayak tongseng sapi atau.. semur sapi gitu, hehe..

Trus daging2 yang lain cuma ditaburi bumbu itu dicampur sedikit air sama kecap, langsung deh disate.. nyumm.. Dagingnya banyak bangett.. sampe “mendem” haha.. Dan itu pun masih tersisa satu bungkus daging lagi, akhirnya yang itu direbus lagi pake bumbu yang sama.. Keesokan harinya anak2 pada pulang ke Jogja, tinggal tersisa saya ama Suryo, yaudah rencananya besok mau saya goreng aja, jadiin steak ala yayan huhu..

Keesokan harinya, pagi2 mas Dibya sama Hadi datang, ngajak lari2 ke Sabuga. Habis lari-lari kami mampir beli juice di Cimbeluit. Setibanya di rumah daging sapi tadi tu saya masak, ditambah racikan bawang jadi steak ala yayan, tuh lihat.. hehe.. Oishi yoo.. Kebetulah Joko datang ke kosan, yaudah, kami ajak sekalian, jadi makan rame2.. Tanoshikatta yoo!! (ya2n)

Teladan Jogja

Pas walking-walking ketemu gambar itu di sini.
Wah, gimana ya acara reuniannya?
Huhu.. sayang ga bisa ikut.. T_T
Saturday, December 8, 2007

STEI Alive 2007

Acara temu alumni STEI* (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) ITB, STEI Alive 2007: Bersinergi Membangun Negeri, 8 Des '07. Mardi dan Sapto**, keduanya alumni elektro ITB ketemu di acara itu lalu bercakap2***.

Mardi = "Saya nggak mau disebut alumni STEI."
Sapto = "Lha emang kenapa?"
Mardi = "Kan STEI itu Sekolah Teknik... Jadi kayak apa... gitu, kayak STM, kayak sekolah dijalan manaa.. gitu.. STM.."
Sapto = "Iya ya, jadi nggak keliatan elektro ITB ya."
Mardi = "Iya, kan jadi nggak bisa buat nglamar orang, pas ditanya lulusan mana, STEI.. He.. hehe.."
Sapto = "He.. hehehe.. hehehehehe..."
(Gubrakk)

*Saat masih tergabung dalam Fakultas, elektro bernama Departemen Teknik Eleketro, terpisah dengan Teknik Informatika.
**Bukan nama sebenarnya
***Percakapan mengalami banyak modifikasi
Wednesday, December 5, 2007

Hajime no Nouryoku Shiken

Ahad lalu, kami (beberapa anak VS) ikut Nouryoku Shiken (test kemampuan bahasa jepang) untuk pertama kalinya. Tempat ujiannya di universitas Widyatama. Natsukashi naa.. jadi inget empat/lima tahun yang lalu waktu ikut ujian SPMB. Datang ke tempat asing (baca: universitas orang lain) membawa kartu ujian, liat2 pengumuman, cari2 ruang ujian, satu kelas sama orang2 asing (baca: baru ketemu) hehehehe.

Waktu itu kami berangkat jam 7.30, di kartunya sih dibilang mulai jam 8.00, ternyata mulai ujiannya jam 9.00 (halah.. maklum). Saya berangkat bareng Ubai-sensei. Kalo sensei sih ikut yang ikai atau level 1 (paling atas), sedangkan saya ikut yongkai atau level 4 (paling bawah.. hohoho). Ternyata buanyakk banget yang ikutan, nggak cuma anak ITB (ya iya lah). Dan ternyata temanku di Jepang juga lagi noruryoku shiken juga waktu itu, jadi ceritanya testnya tuh serempak seluruh dunia, cee.

Kalo Ubai-sensei nih ikut tes level-1-nya bareng ama pengajar2 BLCI* lho, sugoi naa.. secara si Ubai kan anak ITB jurusan Teknik Industri angkatan 2003 yang notabene ngga ada satupun kuliah bahasa Jepangnya (hanya berbekal otodidak dan pengalaman waktu sekolah SD di Jepang ^^). Eits, jangan salah lho, level 2 dia udah lulus lho, dan pas ikut nouryoku shiken dia tuh selalu lulus, sugeeeeeeeee. Kalo test level-1-nya ini lulus nih, udah deh, langsung direkrut sama BLCI, haha, secara pengajar BLCI yang test bareng Ubai-sensei tuh ngulang2 terus test level 1, alias ga lulus2, hohoho.

Bagaimana dengan nasib kami? Jangan tanya. Pokoknya, apapun hasilnya maju terussss. Kalo ga lulus level 4 (cupu banget) tahun depan kami ikutan yang level 3. Tapi kalo lulus level-4-nya, tahun depan kami ikutan yang level 2, jadi pasti naik tingkat, hohohoho. “Lho, ntar kalo ga lulus level 4, trus pas ikut level-3-nya ga lulus juga gimana??” Ya berarti tahun berikutnya ikut LEVEL 2, haha (pokoke maju terusss). Doengg!! (ya2n)

*BLCI = salah satu lembaga bahasa di Bandung, kami daftar test-nya juga di BLCI.

Monday, November 12, 2007

Udon Kake + Ebi Tempura

Hehe.. entah kenapa akhir-akhir ini anak-anak VS lagi keranjingan masakan Jepun. Ngga cuma keranjingan gaya kerja mereka yang workaholic, tapi juga makanannya. Apa makanan bisa mempengaruhi etos kerja ya? Apa justru karena etos kerja mereka yang mirip orang Jepun jadi perutnya pun ikut2an minta makanan Jepun.. hehe.. ga tahu deh.. Bisa2 wajah mereka juga lama2 jadi mirip orang2 Jepun pula.. huehe.. =D

Tapi yang jelas kemarin kita tu habis makan-makan di Shien Men, slah satu resto Jepun di Ci-Walk (itu lho yang di Cihampelas). Karena ada 5 anak VS yang wisuda Oktober (sebenenya Cuma 3 tapi yang dua masuk VS habis lulus :p) maka hari itu adalah “sykuran wisudaan” (kok baru sekarang? hehe :p). Kenapa diplih Shien Men, karena katanya klo Gokkana Teppan udah bossennnn… wahh ck ck ck.. ^^’.

Menu yang saya pesen adalah… jreeengg.. “udon kake dengan ebi tempura” huehehehe… Natsukashi.. Itu adalah masakan yg plg sering saya makan waktu kami di Fukuoka, karena kt Pak Eko, yang bahannya dari ikan ya udon, jadi aman klo lagi jalan sendiri n bingung mau maka apa (maklum..)

Tapi ada yang beda lho rasanya, kurang mak nyuss gitu.. halah mulai.. Jadi, kuahnya tu kurang kuat rasa udonnya, terus campuran bahan2 yang ditabur di atasnya juga kurang, terus yang jelas.. kurang banyakkkk.. hehe.. dibanding ama udon yang pernah dipesen p’Eko, dia bilang “Jenbu!” wahh ^^’ iyalah.. Yahh.. jadi inget Fukuoka lagi.. sip2, jadi smangatt lagi nihh.. Ganbarimashou!!


Saturday, November 10, 2007

Best Shot...

Mumpung belum lupa..
Bulan Ramadhan telah lewat tapi semangatnya tak boleh pudar..
Yup2.. Foto2 ini sekedar memory tentang secuil kegiatan kami Pemuda KALAM Masjid Al-Muhajirin.. Let Ramadhan never ends..