Saturday, June 14, 2008

Kenali Dulu Baru Lawan

Saya ingat betul ketika beberapa waktu lalu, stasiun radio berita RRI menyiarkan diskusi tentang pemberantasan korupsi. Satu kalimat yang menarik perhatian: kenali dulu baru lawan. Apa maknanya? Mungkin kita semua telah mengenal korupsi, atau paling tidak merasa mengenal. Tapi apakah kita telah benar-benar mengenal? Lalu mengapa korupsi di negeri ini masih saja mengakar budaya, padahal hampir semua kalangan sudah setuju bahwa korupsi harus diberantas?

Jawabannya adalah kita mungkin belum benar-benar mengenal. Tidak perlu lah jargon-jargon berantas korupsi, adili koruptor, ganyang ini ganyang itu. "Lha korupsi itu apa?" kata mbah. Kita sendiri secara tidak sadar masih melestarikan budaya korupsi.

Sebagai contoh, seorang bendahara kesiswaan SMA membuat proposal anggaran 10 juta untuk sebuah acara. Padalah uang yang dialokasikan untuk acara tersebut sebenarnya hanya 9 juta. Alasannya sisa 1 juta nya akan dipakai untuk acara pembubaran panitia, makan-makan, dll. Apakah ini termasuk bentuk korupsi? Tentu saja.

Contoh yang lebih dekat dan banyak dilakukan, baik sadar ataupun tidak adalah penyelewengan SPJ, Surat Perjalanan Dinas, atau sejenisnya lah. Misalnya seorang pegawai pemerintah akan mengikuti pelatihan kepegawaian di Bandung. Berhubung anaknya sedang sekolah di IPDN, dia menitipkan tanda tangan kepada rekannya sekedar agar mendapat jatah uang, dan bisa menengok anaknya dengan gratis. Setujukan Anda ini termasuk korupsi? Kalau tidak setuju, jangan lah buru-buru katakan berantas korupsi. Kenali dulu korupsi.

Seperti kata bang Napi, korupsi ada kalau ada N dan K. Rumusnya: Niat dan Kesempatan. Kesempatan bisa dihilangkan dengan hukum. Akan tetapi niat, hanya bisa dihilangkan oleh masing-masing orang. Dan niat adalah hasil dari karakter seseorang. Karaketer susah dihilangkan kalau sudah membudaya. Pelu kesadaran dan kerja keras untuk mengubahnya.

Kita perlu mengenalkan sadar korupsi sedari dini, sedari anak-anak. Apa itu korupsi, bagaimana bahaya korupsi. Agar korupsi tidak lagi mengakar budaya pada generasi kita kelak. "Kenali dulu koupsi, baru lawan!" :) (ya2n)

Gambar diambil dari sini.

No comments:

Post a Comment