Saturday, June 14, 2008

Budaya Latah-Latahan

Sedikit latah-latahan. Gara-gara BBM naik, muncul berbagai komentar baik negatif maupun positif, baik mendukung maupung menolak. Tapi seperti biasanya, hanya latah-latahan. Paling lama bertahan sebulan. Saat ada dedas-desus BBM akan naik, kontan warga langsung menyerbu POM bensin terdekat. Tak paduli walau sampai mengantri malam-malam hanya sekedar untuk beli 10 liter bensin, bahkan dua tiga liter saja. Apakah setelah harga benar-benar naik mereka tidak membeli bensin lagi? Tidak juga, tetap saja membeli. Latah saja.

Munculnya isu krisis energi dunia menyebabkan penelitian energi alternatif sedang banyak digandrungi. Tak hanya negara maju, di negara kita pun begitu. Lalu beberapa waktu lalu muncul sosok yang mengaku bisa membuat menciptakan alat penghasil energi dengan bahan baku air. Sampai-sampai dengan penuh semangat pemerintah mendukung penelitiannya, bahkan mau dipamerkan segala di ICT Expo 2008 segala, ajang pameran Teknologi Informasi terbesar di Indonesia. Bisa dibayangkan, industri high-tech disandingkan dengan karya irrasional. Dan terbukti, teknologi yang disebut-sebut sebagai blue-energi itu hanya isapan jempol belaka. Latah saja.

Itu sedikit dari banyak contoh budaya latah di kita. Kita sering latah. Latah bisa baik, bisa buruk. Yang jelas, hanya hangat-hangat tahi ayam saja, tentu tidak akan merubah apapun. Yah, konsistensi dan jati diri memang mahal harganya. Dan barang mahal sudah selayaknya dicari. :) (ya2n)

No comments:

Post a Comment