Manusia itu bagaikan uang logam.
Dapat kamu bedakan,
mana yang terbuat dari perak dan mana yang palsu.
Salah satu aspek yang menjadikan manusia itu “manusia” adalah aspek sosial. Dari sini kita mengenal adanya istilah social life. Ciri utama social life adalah adanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Dua seteru abadi saling bertarung di ruang ini: kebaikan dan kejelekan. Saling bertarung untuk menancapkan pengaruhnya satu sama lain.
Setiap orang memiliki pancaran kebaikan dan kejelekan. Kekuatan sinyal yang dipancarkan masing-masing bisa beraneka ragam. Ada manusia yang pancaran kebaikannya lebih besar dari kejelekannya, begitu pula sebaliknya. Sama seperti dua sinyal sinusiodal murni yang berbeda fasa 180 derajad, keduanya akan saling meredam, tidak akan ada kontribusi progresif pada keduanya.
Seorang muslim, selain shalih secara pribadi, juga harus shalih secara sosial. Artinya, selain membuat dirinya shalih, dia harus bisa membuat orang lain shalih. Caranya adalah dengan memperbesar lingkaran kebaikan pada dirinya, sehingga pengaruh kebaikan akan diterima oleh orang-orang disekitarnya.
Beberapa diamater dari seorang muslim adalah lingkaran kebaikan. Siapapun yang berbicara dengannya, siapapun yang mendengarkannya, siapapun yang melihat tingkah lakunya akan mendapat pancaran kebaikan. Setiap kali orang masuk dalam lingkaran ini, akan mendapatkan pancaran kabaikan. Karena ketika seseorang saling berbicara, mendengar, dan menatap, maka pancaran dalam siklus ini akan memberi pengaruh padanya.
Tersebarnya kebaikan di masyarakat (saling menghargai, tolong-menolong dalam kebaikan, saling menasehati, dan kebaikan2 lainnya) akan sejalan dengan tersebarluasnya lingkaran kebaikan ini. Kalau bukan kita sebagai seorang muslim yang memulai menyebarkannya, siapa lagi?? Mari kita tebarkan kebaikan seluas-luasnya, mulai dari diri kita sendiri, keluarga, teman2 dekat, teman2 kuliah, rekan kerja, lalu masyarakat pada umumnya. Insya Allah. (ya2n)
Dapat kamu bedakan,
mana yang terbuat dari perak dan mana yang palsu.
Salah satu aspek yang menjadikan manusia itu “manusia” adalah aspek sosial. Dari sini kita mengenal adanya istilah social life. Ciri utama social life adalah adanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Dua seteru abadi saling bertarung di ruang ini: kebaikan dan kejelekan. Saling bertarung untuk menancapkan pengaruhnya satu sama lain.
Setiap orang memiliki pancaran kebaikan dan kejelekan. Kekuatan sinyal yang dipancarkan masing-masing bisa beraneka ragam. Ada manusia yang pancaran kebaikannya lebih besar dari kejelekannya, begitu pula sebaliknya. Sama seperti dua sinyal sinusiodal murni yang berbeda fasa 180 derajad, keduanya akan saling meredam, tidak akan ada kontribusi progresif pada keduanya.
Seorang muslim, selain shalih secara pribadi, juga harus shalih secara sosial. Artinya, selain membuat dirinya shalih, dia harus bisa membuat orang lain shalih. Caranya adalah dengan memperbesar lingkaran kebaikan pada dirinya, sehingga pengaruh kebaikan akan diterima oleh orang-orang disekitarnya.
Beberapa diamater dari seorang muslim adalah lingkaran kebaikan. Siapapun yang berbicara dengannya, siapapun yang mendengarkannya, siapapun yang melihat tingkah lakunya akan mendapat pancaran kebaikan. Setiap kali orang masuk dalam lingkaran ini, akan mendapatkan pancaran kabaikan. Karena ketika seseorang saling berbicara, mendengar, dan menatap, maka pancaran dalam siklus ini akan memberi pengaruh padanya.
Tersebarnya kebaikan di masyarakat (saling menghargai, tolong-menolong dalam kebaikan, saling menasehati, dan kebaikan2 lainnya) akan sejalan dengan tersebarluasnya lingkaran kebaikan ini. Kalau bukan kita sebagai seorang muslim yang memulai menyebarkannya, siapa lagi?? Mari kita tebarkan kebaikan seluas-luasnya, mulai dari diri kita sendiri, keluarga, teman2 dekat, teman2 kuliah, rekan kerja, lalu masyarakat pada umumnya. Insya Allah. (ya2n)
2 comments:
Jadi ingat hadist yang bunyinya
Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abu Thalib Radhiallahuanhu
"Jika Alloh memberi petunjuk kepada seseorang karena perantaramu, maka itu lebih baik bagimu daripada unta merah" (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Thank`s udah mampir ke WPku ya.. :)
Dy
http://myfirstday.wordpress.com
Subhanallah.. iya..
Jadi inget lagi, hadits yang isinya begini:
Barangsiapa yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, lalu orang tersebut mengamalkannya, maka orang yang mengajarkan tersebut akan mendapat pahala sebagaimana pahala orang yang mengamalkannya...
makasih udah mengingatkan..
Post a Comment