Friday, February 27, 2009

Open your heart?

Why is so many recently who said that I must open my heart?
I wonder why... I wonder why? He said ask your heart bro, she said open you heart bro, they said that's the key bro... What are they talking about, really? I coundn't get it. I still couldn't get it. But I try to understand it.

Lalu, dengan apakah engkau "berdendang"?

Suatu ketika, seorang ulama atau syaikh mendatangi sebuah kaum. Dia berjumpa dengan salah satu pemuda yang tampak masih segar bugar. Syaikh itu menyapanya lalu bertanya dengan pertanyaan yang biasa dia tanyakan kepada pemuda di kotanya.

"Wahai pemuda, berapa ayat (Al-Qur'an) yang sudah engkau hafal?"

Tanya syaikh tersebut dengan mantap.

"Belum satu pun ayat yang kuhafal"

Pemuda itu menjawab dengan jawaban yang tidak dinyana-nyana oleh syaikh tersebut. Jawaban yang membuatnya kaget. Kontan syaikh tersebut langsung menimpalinya.

"Lalu, dengan apakah engkau "berdendang"??"





...
Monday, February 9, 2009

Question and Answer

Q1: Maa awwalu yajibu 'alal 'ibaad?
A1: Ma'rifatul amri alladzi kholaqa humullahu lahu.

Q2: Maa dzalikal amru alladzi kholaqa liajlih?
A2: Kholaqallahul insaan lil 'ibaadatuh.

Q3: Maa hiyal 'ibaadah?
A3: Ismun jaami'un likulli maa yuhibbullahu wa yardhahu, minal aqwaali wal af'aali, dhaahiratan wa baathinatan.

Q4: Mata yakuunul a'maalu 'ibaadah?
A4: Idza kamula fiiha syaiun: kamulal hubb, wa kamuladz dzull.

Q5: Maa 'alaamatu mahabbatul 'abdi rabbahu?
A5: An yuhibba maa yuhibbuhullah, wa yagdhazbu maa yaghdzabuhullah.

Q6: Bi maa dza, 'arafal 'abdu maa yuhibbuhullah?
A6: Bi kitaabullahi wa sunnatu rasuulihi.

Q7: Kam suruutul 'ibaadah?
A7: Tsalaatun: shiodqul 'aziimah, ikhlaasun niyyah, wa muwaafiqatun syar'illah.


P1: Apa yang pertama kali wajib bagi setiap manusia?
J1: Mengetahui untuk apa dia diciptakan.

P2: Untuk apa manusia diciptakan?
J2: Untuk beribadah kepada Allah.

P3: Apa itu ibadah?
J3: Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah, baik perkataan maupun perbuatan, baik dzahir maupun batin.

P4: Kapan amalan itu cukup dikatakan sebagai ibadah?
J4: Jika telah sempurna padanya dua hal: sempurnanya kecintaan dan kerendahan kepada Allah.

P5: Apa tanda-tanda cinta kepada Allah?
J5: Engkau mencintai apa yang dicintai Allah, dan membenci apa yang dibenci Allah.

P6: Dengan apa kita mengetahui apa saja hal-hal yang dicintai Allah?
J6: Dengan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.

P7: Berapa syarat ibadah?
J7; Tiga: adanya tekad yang kuat, niat yang ikhlas, dan sesuai dengan tuntunan syari'at Allah. (ps. tekad yang kuat merupakan syarat perlu ibadah, tanpa tekad kuat, ibadah tidak akan terwujud. Kita datang shalat berjamaah karena ada tekad yang kuat, kita shaum sunnah karena ada tekad yang kuat, kita shalat malam karena ada tekad yang kuat)

Sahabat, pertanyaan-pertanyaan diatas adalah pertanyaan-pertanyaan mendasar bagi setiap insan yang hidup di dunia. Pertanyaan logis yang menyentuh relung-relung fitrah setiap jiwa, yaitu pertanyaan tentang untuk apa mereka diciptakan? Bukankah begitu?

Coba kita perhatikan sebuah ayat berikut ini: Wa maa khalaqnassamaawaati wal ardhi wa maa baina humaa laa'ibiin. "Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan bermain-main" (Ad-Dukhan: 38) Bahkan semua benda yang ada di muka bumi, di langit, dan diantara keduanya Allah ciptakan dengan tujuan tertentu. Begitu pula kita, manusia, yang oleh Allah diciptakan dengan istimewa karena diberi pilihan dengan akal dan hawa nafsu. Maka jalan manakah yang akan kita pilih? Allahummahdinaa, ya Allah, tunjukillah kami jalan yang lurus. Amiin.

Autumn Evening

Silvery autumn candlelight chills the painted screen,
A little fan of light silk flaps the streaming fireflies.
Cool as water, the night sheen of the steps into the sky.
She lies and watches the Weaver Girl meet the Herdboy Star.

Suddenly, I felt I was the only man who stands behind the hill being so mellow when I found this poem from an old classical book "Poem of The Late T'Ang". Not because of the poem itself, it's because the whole situation that makes all things seem to be mellow. Truly. I was there with my friends in the "Reading Lights"; a book store which sold only second-hand foreign books. The store was in Jalan Siliwangi. Yes, Jalan Siliwangi, it remind me to my friend who was very love reading books, whom I felt she was ever been in here for something; a friend who become drearier and blury. And the poem gives the way for a feeling of a man standing behind the hill, not seing her for so long, and forever. No, not because the poem itself, it's because the whole thing.

http://www.nybooks.com/shop/product?product_id=7651

ps. postingan iseng :p
Sunday, February 1, 2009

Lir Ilir, Lir Ilir

Tak sengaja ketika melihat acara wisata di tv, ketemu dengan ini, tembang yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak tanah Jawa jaman dulu. Tembang ini digubah oleh Sunan Kalijaga yang konon terkenal dengan metode dakwah dengan pendekatan budaya masyarakat Jawa.

Melihat lirik ini jadi teringat akan suasana alam jaman dulu, membayangkan anak-anak bermain berlarian di lapangan, bermain-main di sawah, dan bermain alat-alat permainan tradisional di joglo. Bagi Anda yang lahir dan dibesarkan di tanah Jawa jaman dulu pasti bisa membayangkan betapa eloknya pemandangan itu. Berikut ini liriknya.

Lir ilir, lir ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar

Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira, dodot ira
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono, Jlumatono
Kanggo seba mengko sore

Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak’o surak hiyo ...

Ada yang bisa menerjemahkan karya Sunan Kalijaga ini?
ps. gambar saya ambil dari link ini.