Sunday, February 1, 2009

Lir Ilir, Lir Ilir

Tak sengaja ketika melihat acara wisata di tv, ketemu dengan ini, tembang yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak tanah Jawa jaman dulu. Tembang ini digubah oleh Sunan Kalijaga yang konon terkenal dengan metode dakwah dengan pendekatan budaya masyarakat Jawa.

Melihat lirik ini jadi teringat akan suasana alam jaman dulu, membayangkan anak-anak bermain berlarian di lapangan, bermain-main di sawah, dan bermain alat-alat permainan tradisional di joglo. Bagi Anda yang lahir dan dibesarkan di tanah Jawa jaman dulu pasti bisa membayangkan betapa eloknya pemandangan itu. Berikut ini liriknya.

Lir ilir, lir ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar

Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot ira

Dodot ira, dodot ira
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono, Jlumatono
Kanggo seba mengko sore

Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak’o surak hiyo ...

Ada yang bisa menerjemahkan karya Sunan Kalijaga ini?
ps. gambar saya ambil dari link ini.

6 comments:

LuhMea's CoReT2an said...

wah, jadi penerjemah lagu pula ni...

apa ya arti per kata ndak begitu tahu, tapi secara inti pernah tahu seperti spirit pembersihan jiwa. ada kata-kata "dodot tiro" artinya "jiwa saya". pastinya selalu ada makna simbolisasi, orang jawa kan sukanya bikin simbol. jadi, ingat kuliag "psikologi budaya jawa" diajari primbon hehehehehehe

yayan said...

hoooo.. gitu ya...
kok bisa itu simbolisasi? eheheheh, "dodot iro" juga baru tahu kalo artinya "jiwa saya".

ha? kuliah psikologi budaya jawa diajari primbon ya? hati-hati lho :D

jampasir said...

iya ilir - ilir memang setahuku penuh simbolisasi,
jadi ingat pas masih dikampung halaman.
misal blimbing dengan 5 lining (indonesianya apa ya?) itu bermakna rukun islam,

==
Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,?
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…

[rujukan http://www.scribd.com/doc/4370861/arti-makna-tembang-ilirilir]

yayan said...

hoo.. begitu ya, sungguh menarik.. sepertinya memang ada maksud dibalik kalimat-kalimat itu, konotasi, bukan leterlek seperti tertulis dalam kalimat-nya, menarik.. makasih Kim, sharingnya =)

LuhMea's CoReT2an said...

primbon sebatas penfetahuan saja sih, mang ga bisa dipungkiri sebagian besar orang jawa masih terpengaruh hal itu... makana anak2 psiko juga perlu tahu untuk lebih memahami bukan untuk laruut loh...hehe

yayan said...

iya, luh, coba aja lihat dengan adanya fenomena akhir-akhir ini.. munculnya ponari! itu adalah refleksi psikologi masyarakat kita yang di zaman modern ini masih percaya hal-hal gaib yang membodohkan masyarakat, tul ga? sebagai seorang psikologi gimana kamu melihatnya? tulis deh di blog kamu, ehehe =D

Post a Comment