Sunday, November 30, 2008

Cinta menurut mereka..

Yang belum menikah, hmm.. cinta itu ketulusan.
Tumbuh dari hati ke hati. Bukan hasrat untuk memiliki, tapi hasrat untuk menjadikannya lebih baik. Cinta didasari pada batasan syar'i. Persahabatan mereka tiada curiga dan arogansi. Jika suatu saat salah satu dari mereka berkata, "mudah-mudahan kita tetap bisa berteman, mudah-mudahan masing-masing kita mendapat yang terbaik". Subhanallah, kita tetap bisa berteman, tentu. Karena cinta itu ketulusan.

Yang baru menikah, hmm.. cinta itu cinta sejati.
Tumbuh subur dengan kepercayaan dan saling menasehati. Bertambah kuat saat diterjang badai. Tidak ada cinta sejati kalimat, "aku terima nikahnya, fulanah bin fulan". Kata Rasulullah, "tiadalah aku melihat cinta yang sebenarnya kecuali cinta dua orang yang menikah" (au kama qola Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam). Cinta mereka yang baru menikah, belum banyak mengenal satu-sama-lain, baru saling menjajaki satu-sama lain, berusaha untuk saling mengerti dan mamahami. Cinta mereka seperti kuntum bunga yang baru mekar, sebagaimana mereka telah tunggu-tunggu sejak lama dengan berkata "..biarkan kuncupnya jadi bunga.." Kisah cinta mereka adalah kisah cinta paling indah dan nikmat.

"Marriage-a book of which the first chapter is writen in poetry an the remaining in prose." - Beverly Nichols.

Yang baru punya anak, hmm.. cinta itu pengorbanan.
Tumbuh dari perasaan sejati seorang ummi, seorang abi. Cinta bagi mereka adalah bangun tiap malam untuk menenangkan bayi mereka yang sedang menangis. Cinta bagi suami adalah bekerja keras untuk menafkahi istri, untuk biaya membeli susu, membeli makanan kesukaan istri, baginya kebahagiaan istri adalah nomor satu. "Kalau suami bahagia, maka ada satu orang yang bahagia, kalau istri bahagia, maka seisi rumah bahagia". Cinta bagi istri adalah dukungan dan semangat kepada suami. Cinta bagi istri adalah pengorbanan hidup-mati untuk mempersilahkan bayi tercintanya lahir ke bumi. Perasaan mendalam ketika mendengar bayinya menangis atau tertawa. Perasaan paling bahagia saat pertama kali menjadi "ummi", pahlawan yang lemah tapi paling kuat. Apa yang selalu terbayang dipikirannya adalah wajah bayi mungil yang tak berdosa. Akar dari kesemua itu adalah: pengorbanan.

Yang sudah hidup bersama puluhan tahun, hmm.. cinta itu komitmen.
Tumbuh dari perasaan sehati setelah merasakan bersama pahit getirnya hidup. Suatu ketika, terdengar bisik-bisik mesra dari dua kakek-nenek berumur 70 tahun lebih, sedang berjalan pagi-pagi menikmati udara pagi kota saat weekend sambil bergandengan tangan mesra. Bagaimana mereka merawat cinta begitu lama? Adalah komitmen yang mejadikan mereka bertahan. Komitmen telah memupuk cinta dan merawatnya hingga bisa awet begitu lama.

Ah, terlalu sedikit jika tulisan ini dipakai untuk mejelaskan cinta. Karena cinta tidak akan habis dituliskan sepanjang zaman, bahkan tak cukup selesai dipaparkan oleh pakar cinta paling handal sekalipun.

Well, itu semua pendapatku pribadi sih. What do I think 'bout love, sebagai orang yg baru merasakan manis dan pahitnya cinta, hehehehe.. Sudah-sudah.. Back to work!!

2 comments:

neno said...

Ganbatte Yan!!hehehe..
saya tunggu curhatan2 berikutnya

mutarabby said...

Masya Allah... Cinta oh cinta..

Post a Comment