Aku tidak pernah merasa bahwa pagi ini seperti pagi-pagi biasanya. Tidak ada yang biasa. Semua luar biasa, exciting! Perasaan bergairah yang membangkitkan semangat. Dan di sisi lain, ada pekerjaan-pekerjaan rutin yang biasa kulakukan tiap pagi.
Apartemen. Setelah sejenak melepas lelah, aku sedikit terhenyak oleh suara alarm handphone yang aku set menyala jam tiga pagi. Aku berjalan tergopoh-gopoh ke arah meja kerjaku, dan jam di komputer menunnjuk pukul 03.45 pagi. Jangan heran, butuh waktu 45 menit bagiku untuk bangun sampai tersadar 100%. Jadi alarm yang aku set nyala jam tiga pagi itu memang agar aku bisa bangun jam empat kurang seperempat. Komputer pun sengaja kuhidupkan karena baru beberapa jam lalu akhirnya aku menyelesaikan rancangan. Beberapa jam yang lalu yang rasanya seperti beberapa menit yang lalu.
Rasa exciting ini muncul tiap kali aku berhasil menyelesaikan rancangan. Pekerjaan yang aku geluti sampai saat ini: merancang chip. Chip dalam bahasa awam artinya keripik. Keripik kentang, keripik singkong. Aku memang suka keripik, apalagi keripik kentang. Orang Jepang bilang potato chippusu. Hampir di setiap mini market, barang ini tak pernah luput. Bagi orang Jepang, keripik kentang memiliki sensasi tersendiri yang menyebabkan potato chippusu ini terkenal. Orang Jepang suka ketika bunyi "kriiukkk" keluar saat gigi mengunyahnya. Alasan yang terdengar aneh.
Oiya, balik lagi. Jadi chip yang aku rancang itu contoh mudahnya adalah prosesor Intel Pentium Core 2 Duo 3GHz. Biar bombastis! Tapi tentu tidak serumit itu. Walau toh pada akhirnya bentuknya sama saja. Yang jelas, melihat rancanganku berhasil lolos validasi, membuatku semakin bersemangat untuk merancang chip-chip lainnya. Like dream come true. Impianku sejak lama adalah menjadi seorang yang ahli di suatu bidang. Seorang ahli yang jika ada yang bertanya jawabannya ada padaku, seseorang yang jika ada yang membutuhkan mereka datang padaku.
Jadi teringat dengan sahabatku, Heri. Aku mengenalnya ketika masih duduk di bangku kuliah. Heri adalah orang yang awalnya sangat beambisius untuk membuat usaha sendiri. Bahasa kerennya enterpreneurship. Dan kesungguhannya aku lihat dari beberapa usaha yang dia buat seperti Al-Uswah, lembaga bimbingan belajar mahasiswa yang benuansa Islam. Tapi belakangan pendapat dia sedikit berubah. Diawali ketika kami berdua mengobrol santai sambil saling curhat dan membahas permasalahan pribadi.
Sambil makan mie ayam baso dan es alpukat, dia berceletuk, "Yan, saya lagi mencari jati diri nih, menurut kamu saya lebih cocok jadi apa? Dari sudut pandang pengaktualisasian diri".
"Hmm, kamu 'kan kayaknya cocok jadi pengusaha, Her, 'kan dulu kamu kalau cerita pasti nggak pernah keluar-keluar dari kata usaha, bisnis, enterpreneur, hehe".
"Iya, tapi akhir-akhir ini saya mulai berfikir lain, Yan. Pas selesei kerja praktek, saya teh jadi mulai mikir-mikir".
Heri yang orang Sunda tulen ini lalu bercerita tentang pengalamannya kerja praktek. Baca selengkapnya.