Seseorang bertanya, "Kita diajarkan untuk berdedikasi tinggi dalam pekerjaan." Lalu dia menambahkan, "Bagaimana jika kita bekerja keras sampai mengorbankan apa yang menjadi 'tujuan' seorang pemimpin rumah tangga dalam bekerja, yaitu kebahagiaan rumah tangga?". "Berangkat kerja pagi hari", tambahnya, "pulang larut malam, bahkan kadang sampai harus keluar kota beberapa hari. Sedikit sekali waktu untuk keluarga".
Jawabnya adalah, "Semua terletak pada kualitas interaksi, bukan kuantitas". Contoh kasus, ada seorang ayah yang bisa berada di rumah 10 jam sehari. Cukup lama bukan? Tapi perhatikan, ketika anak-anak melihat mobil ayahnya datang, mereka tidak merasa senang karena ayahnya pulang, tapi justru bergumam, "Yah, ayah sudah datang!". Atau ketika sedang berada dirumah, yang dipikirkan anak-anak tidak lepas dari, "Kapan sih ayah pergi?".
Kasus kedua, seorang ayah baru saja pulang dari luar kota beberapa hari, lalu ketika mobil baru masuk halaman rumah, anak-anak keluar dan berteriak histeris, "Ayah, Ayah!". Lalu sang istri menjemput suami tercinta lalu meyapa dengan penuh perhatian, "Capek, pa?".
Dua kasus yang kontras. Kasus pertama, seorang ayah punya banyak waktu di rumah, kasus kedua, seorang ayah yang jarang berada di rumah. Lebih bahagia yang mana? Jawabnya terserah Anda :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment