Di penggalan masa ini,
dimana godaan syaitan menerjang
bak air hujan yang menerjang dengan kerasnya,
merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan
disadari atau tanpa disadari,
di kala itu lah,
Allah memberikan kasih sayangNya kepada seorang muslim
untuk menikmati,
menikmati nikmatnya berpegang teguh pada agamanya,
dan bersabar diatasnya.
Allah yang Maha Bijaksana hendak memperlihatkan kepada kita semua, bahwa syurga hanya layak didapatkan oleh seorang yang memperjuangkan agamanya. Kalau syurga bisa didapatkan hanya dengan berleha-leha, mengapalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang memiliki hati paling suci harus mengenyam “pahit”-nya perjuangan, sampai-sampai batu-pun dipakai untuk mengganjal perutnya yang lapar? Mengapalah para shahabat radhiyallahu 'anhu yang Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah harus merasakan “kesusahan” yang begitu luar biasanya sampai-sampai mereka berkata, mataa nashrullah? Kapankan datang pertolongan Allah? [Al-Baqarah: 214]
Wahai saudaraku, lantas pantaskah kita mendapatkan syurgaNya yang mulia tanpa perjuangan? Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk merasakan nikmatnya perjuangan. Berjuang menyelamatkan agamanya.
Maka iffah menjadi benteng bagi kita. Iffah adalah menjaga diri atau kehormatan. Menjaga diri dari hal-hal yang bisa menghinakan. Menjaga diri dari kemaksiyatan, kemalasan, atau hal-hal tercela lainnya. Para ulama berkata akar dari sifat itu adalah sabar. Bersabar ketika berhadapan dengan maksiyat yang menggoda.
Semoga kita dianugerahi sifat sabar. Innallaha ma'a as-shoobiriin.
(PAU apartment 2nd floor ^^)
dimana godaan syaitan menerjang
bak air hujan yang menerjang dengan kerasnya,
merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan
disadari atau tanpa disadari,
di kala itu lah,
Allah memberikan kasih sayangNya kepada seorang muslim
untuk menikmati,
menikmati nikmatnya berpegang teguh pada agamanya,
dan bersabar diatasnya.
Allah yang Maha Bijaksana hendak memperlihatkan kepada kita semua, bahwa syurga hanya layak didapatkan oleh seorang yang memperjuangkan agamanya. Kalau syurga bisa didapatkan hanya dengan berleha-leha, mengapalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang memiliki hati paling suci harus mengenyam “pahit”-nya perjuangan, sampai-sampai batu-pun dipakai untuk mengganjal perutnya yang lapar? Mengapalah para shahabat radhiyallahu 'anhu yang Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah harus merasakan “kesusahan” yang begitu luar biasanya sampai-sampai mereka berkata, mataa nashrullah? Kapankan datang pertolongan Allah? [Al-Baqarah: 214]
Wahai saudaraku, lantas pantaskah kita mendapatkan syurgaNya yang mulia tanpa perjuangan? Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk merasakan nikmatnya perjuangan. Berjuang menyelamatkan agamanya.
Maka iffah menjadi benteng bagi kita. Iffah adalah menjaga diri atau kehormatan. Menjaga diri dari hal-hal yang bisa menghinakan. Menjaga diri dari kemaksiyatan, kemalasan, atau hal-hal tercela lainnya. Para ulama berkata akar dari sifat itu adalah sabar. Bersabar ketika berhadapan dengan maksiyat yang menggoda.
Semoga kita dianugerahi sifat sabar. Innallaha ma'a as-shoobiriin.
(PAU apartment 2nd floor ^^)
No comments:
Post a Comment